-->
Fachrul Akbar Tirtawidjaja
Fachrul Akbar Tirtawidjaja Seseorang yang senang berjalan jauh, memotret, dan menuangkan pikirannya kedalam bentuk tulisan tak baku tapi menyelipkan idealisme karena perutnya mulai kenyang, menyukai sepak bola tapi dari sudut pandang berbeda.

Stasiun Banjar, Ada Sejarah Yang Terlewatkan

Waktu itu makan sahur telah habis dan imsak. Saya bergegas ke mesjid untuk melaksanakan shalat shubuh. Selesai shalat subuh, saya kumpul bersama temen-temen untuk merencanakan tempat yang akan saya kunjungi. Orang Sunda lebih sering menyebutnya Nyubuh. Setelah berunding, saya dam temen-temen sepakat untuk pergi ke Stasiun Banjar Patroman. Namanya juga bulan puasa, pasti ketika saya maen selalu bawa petasan. Disana saya kerap bertemu dengan anak dari kampung lain yang sama sama maen petasan juga.

Stasiun Banjar boleh di bilang cukup bagus menurut saya, karena tidak seperti stasiun-stasiun lain yang kotor. Mungkin hanya beberapa orang yang tau cerita tentang stasiun ini karena beberapa orang hanya lewat saja ketika naek kereta, itu pun kalau anda mengambil jurusan Surabaya-Bandung atau sebaliknya. Disini menyimpan sejarah yang mungkin sedikit anda lewatkan.

Ternyata stasiun yang saya datengin itu adalah stasiun yang baru, padahal di belakang nya itu ada statisun lama yang dibangun pada masa zaman penjajahan Belanda. Stasiun ini jalurnya ke Pangandaran yang melewati terowongan Santiong. Terowongan ini ternyata di nobatkan sebagai terowongan terpendek di Indonesia. Selain itu akan melintasi “Sasak Cikacepit”. Namun sekarang jalur itu entah kenapa sudah tak lagi di gunakan.

                Saya dan semen saya sedang nongkrong di tempat mencuci kereta yang sudah tidak dipakai lagi

Di stasiun ini juga terdapat bengkel dan tempat mencuci kereta pada zaman Penjajahan Belanda. Nah disinilah saya sama temen-temen bermain-main dan mengambil gambar. Meskipun tempat ini sudah tak terurus lagi tetapi tempat ini masih ada yang suka mengunjungi (yah walaupun cuma anak kecil). Mungkin di tempat ini para pahlawan yang telah gugur di pekerjakan dan di siksa yah waktu kerja rodi. Kebayang yah berat nya seperti apa membangun jalan kereta api ini. Apalagi mereka di pekerjakan tanpa upah.

Sempat beredar kabar juga bahwa jalur kereta ini (Banjar-Pangandaran) akan di fungsikan lagi, namun nampaknya akan terkendala pada pembebasan lahan. Saya lihat sih sekarang di jalur kereta ini sudah banyak yang bangun rumah, sebenernya sih gak boleh karena kan itu masih tanah milik PT KAI. Semoga saja kedepannya jikalau difungsikan kembali dapat menguntungkan semua pihak, terlebih kepada PT KAI dan juga masyarakat.

Akhir kata dari saya, cintailah hasil kerja keras para pahlawan kita yang telah bangun ini stasiun, jangan dirusak yah. Bagi anda yang ingin melihat tempat ini mending datang langsung aja ke TKP, mumpung gratis, sayang nanti jika udah di komersilkan mah susah haha :D. Terimakasih telah membaca artikel saya. Saya pamit mau sekolah :)

Fachrul Akbar Tirtawidjaja
Fachrul Akbar Tirtawidjaja  Seseorang yang senang berjalan jauh, memotret, dan menuangkan pikirannya kedalam bentuk tulisan tak baku tapi menyelipkan idealisme karena perutnya mulai kenyang, menyukai sepak bola tapi dari sudut pandang berbeda.

Comments